PENYULUHAN TENTANG FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN WANITA USIA SUBUR DI KP. CIHANDEULEUM DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2018

Authors

  • Teni Supriyani STIKes Respati Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.48186/abdimas.v2i1.153

Keywords:

penyuluhan, faktor resiko lingkungan

Abstract

Masalah penyakit tidak menular meningkat di negara berkembang. Hal ini memberikan kontribusi terhadap kemiskinan karena menjadi penghalang bagi tercapainya tujuan pembangunan. Salah satunya terkait dengan transisi status gizi yang turut menjadi dampaknya. Masalah anemia, Kekurangan Energi Kronis (KEK), kegemukan, dan obesitas kerap dijumpai pada usia produktif dan dewasa setengah tua, termasuk pada Wanita Usia Subur (WUS).

Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif,  yaitu wanita sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid. Usia reproduktif berkisar antara usia 15-49 tahun, dengan status belum menikah, menikah, atau janda, yang masih berpotensi untuk mempunyai keturunan (Novitasary, Mayulu, & Kawengian, 2013).

Masalah perubahan pola dan status gizi timbul sebagai dampak perubahan gaya hidup berkaitan dengan pola makanan dan aktivitas sedentari yang dilakukan. Aktivitas sedentari adalah aktivitas dan perilaku seseorang yang menunjukkan kurang melakukan aktivitas fisik atau perilaku yang tidak banyak bergerak. Perubahan gaya hidup menjadi sedentary life style meningkatkan risiko terjadinya masalah terkait gizi seperti kegemukan dan obesitas. Gaya hidup sedentari (kurang gerak) disertai dengan pola makan yang berlebih, seperti asupan karbohidrat yang tinggi, lemak, protein, serta asupan serat yang rendah. Semua faktor tersebut beresiko membuat seseorang overweight dan obesitas (Proverawati, 2010).

Hal tersebut dapat dapat mengakibatkan beberapa permasalahan, seperti meningkatnya penderita penyakit degeneratif, bertambahnya jumlah obese, meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker-kanker tertentu. Faktor obesitas dan kekurangan aktivitas fisik menyumbang 30% risiko terjadinya kanker (Depkes, 2009).

Selain itu, masalah kekurangan energi kronis (KEK) pun menjadi catatan sendiri. Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama, selain juga ada pengaruh faktor psikologis dan lifestyle seperti masalah anoreksia pada beberapa wanita usia produktif dengan harapan mempunyai badan kurus selayaknya model. Jika dikaitkan dengan Wanita Usia Subur, hal tersebut tentu menjadi masalah yang berarti, mengingat Wanita Usia Subur adalah kelompok dengan usia reproduktif dengan potensi kehamilan dan melahirkan yang harus diperhatikan.

Downloads

Published

2019-10-11