PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018

Authors

  • Santi Susanti STIKes Respati Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.48186/abdimas.v2i1.156

Keywords:

pembinaan, kesehatan reproduksi, remaja

Abstract

Pergaulan bebas dan hamil pranikah menjadi potret buram kehidupan remaja saat ini di Indonesia. Seks bebas (free sex), hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, peredaran VCD porno, pornografi, dan pornoaksi merajalela di kalangan remaja saat ini. Gejala demikian, nampaknya dipengaruhi oleh eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film “orang dewasa”. Tampilan atau tayangan seks di media yang mudah diakses, melahirkan anggapan para remaja bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Sebagaimana film-film dewasa yang mereka tonton. Para remaja mengadopsi gaya pergaulan hidup yang berasal dari tontonan tersebut, termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.(WorldPress.com).

Kekhasan karakteristik remaja dan dengan gencarnya arus budaya Barat yang membidik remaja membuat tuntutan kebebasan bergeser menjadi liar tidak terkendali. Pola hidup sekuler yang dipraktikkan masyarakat Barat, jelas bertolak belakang dengan kehidupan budaya Timur yang mayoritas beragama Islam. Parahnya, gaya hidup sekuler menjadi acuan dalam perjalanan remaja mencari identitas. Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Accuired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya adalah pergaulan bebas. Semakin banyak penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul di antara remaja. Perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun kepada 450 orang remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hasilnya, 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah, karena tidak memiliki pengetahuan khusus dan komprehensif atau menyeluruh mengenai seks.

Melihat kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk menyusun sebuah program pengabdian masyarakat dalam meningkatkan pemahaman remaja tentang perilaku seks yang sehat. Program ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi.

 

Downloads

Published

2019-10-11