UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PUS DALAM KELUARGA BERENCANA DI DUSUN GUNUNG KAWUNG DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2019

Authors

  • annisa Rahmidini STIKes Respati
  • Teni Supiyani STIKes Respati
  • Adam Akbar Pukesmas Sariwangi

DOI:

https://doi.org/10.48186/abdimas.v1i02.285

Keywords:

PUS, KB

Abstract

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah penduduk sebanyak 252.124.458 jiwa dengan luas wilayah 1.913.378,68 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 131,76 jiwa/km2 (Depkes RI, 2014). Masalah yang terdapat di Indonesia adalah laju pertumbuhan penduduk yang 2 relatif masih tinggi. Perkiraan penduduk pertengahan (2013) sebesar 248,8 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%. Laju pertumbuhan ditentukan oleh kelahiran dan kematian dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian rendah, sedangkan tingkat kelahiran tetap tinggi hal ini penyebab utama ledakan penduduk.
Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 555.241 (7,15%), Metode
Operasi Wanita (MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%). Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implant sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntikan sebanyak 16.734.917 (47,54%), dan pil KB sebanyak 8.300.362 (29,58%) (Depkes RI, 2014).
Dari hasil penelitian yang diketahui banyak alasan dikemukkan oleh wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi, antara lain karena menginginkan anak. Alasan yang cukup menonjol adalah karena efek samping dan masalah kesehatan, dengan pasangan yang menolak (10%), alasan karena agama (0,5%) dan alsan yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yaitu biaya yang mahal (0,8%) (BKKBN,2010). Faktor ketidak berhasilan gerakan keluarga berencana dipengaruhi oleh faktor, umur pasangan usia subur (15- 49 tahun), pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi), pekerjaan (pertanian dan non pertanian), budaya
5
(faktor keturunan, banyak anak banyak rejeki, anak sebagai faktor ekonomi, kualitas pelayanan akseptor KB (pilihan metode kontrasepsi, kualitas pemberian informasi, kemampuan teknis petugas, hubungan interpersonal, mekanisme pelayanan ketetapan konstelasi pelayanan akseptor KB, strategi penerapan pelaksanaan gerakan keluarga berencana). (BKKBN, 2016).
Upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dengan pembentukan Kampung KB, Pelayanan KB gratis untuk keluarga kurang mampu, pembinaan Generasi Berencana (GenRE), pembinaan kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS, pembinaan PIK-R serta pembinaan dan pelatihan - pelatihan tenaga penggerak desa.
Dalam kurun satu tahun jumlah pertambahan penduduk di kabupaten tasikmalaya yang mempunyai 39 kecamtan mencapai 30 ribu jiwa tingkat pertumbuhan penduduk di kabupaten tasikmlaya cukup tinggi jika di persentasekan jumlah pertumbuhan penduduk 1,4% dari total populasi kabupaten tasikmalaya bahkan persentase nya hampir sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk secara nasional yang di angka 14 % Kepala dinas BKKBN Kabupaten Tasikmalaya jumlah penduduk sebanyak itu sudah sepadan dengan populasi sebuah kecamatan Untuk mengendalikan jumlah penduduk pihaknya terus menggiatkan sosialisasi program keluarga berencana kepada warga Kepala dinas BKKBN menyebut masih ada sekitar 47 Ribu pasangan usia subur di Kabupaten Tasikmlaya yang belum ber status akseptor KB . Jumlah tersebut mencapai 13 % dari total populasi pasangan usia subur Upaya nya terus mensosialisasi secara door to door ke masyarakat di desa desa agar semua kalangan bisa tersentuh ( BKKBN Kabupaten Tasikmlaya )
Berdasarkan data Praktek Belajar Lapangan I (PBL I) yang dilakukan di Dusun Gunung Kawung Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018, di dapatkan hasil frekuensi kontrasepsi Dari 61 Orang (60.6%) Pasangan Usia Subur terdapat 38 Orang (39.4%) wanita subur tidak Ber KB. Berdasarkan wawancara dengan kader, jenis KB yang di gunakan di dusun Gunung kawung mayoritas menggunakan KB suntik sebanyak 46 Orang (75.4%), berdasarkan alasan menggunakan KB di dusun Gunung kawung sebanyak 28 orang (45.9%) menjarangkan kehamilan sebanyak 18 Orang (29.5%) menunda kehamilan 15 orang (24.6%) Ketidak sesuaian jenis KB dengan alasan penggunaan KB terdapat 28 orang tujuan menjarangkan kehamilan menggunakan PIL kb 4 Orang (14.3%) menggunakan kondom 1 Orang (3.6%) yang menggunakan IUD 2 orang (11.1).

Downloads

Published

2020-04-29

Issue

Section

Articles