PEMBINAAN KADER POSYANDU WILAYAH KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2017

Authors

  • sinta Fitriani STIKes Respati Tasikmalaya
  • chanty Yunie STIKes Respati Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.48186/abdimas.v1i1.133

Keywords:

pembinaan, Kader, Posyandu

Abstract

Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, seperti meningkatnya derajat kesejahteraan dari status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya 2 pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu (Menkes RI, 2011:2).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan serta umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna (Menkes RI, 2011:2-3).

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Posyandu bertujuan memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Ditinjau dari aspek kualitas ditemukan banyak masalah di posyandu, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai, cakupan kegiatan masih rendah, cakupan anak usia di bawah dua tahun masih di bawah 50%, sedangkancakupan ibu hamil hanya sekitar 20% (DepartemenKesehatan Rl, 2006).

Masih sedikitnya jumlah posyandu mandiri saat ini menunjukkan belum optimalnya kinerja posyandu. Halini tampak dari strata posyandu di Indonesia (tahun2004) yakni 33,61% posyandu pratama, 39,86% posyandu madya, 23,62% posyandu purnama,dan posyandu mandiri (2,91 %).

Berdasarkan data yang didapat dari profil Kabupaten Tasikmalaya Posyandu yang berada di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya 2.282 unit, Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Singaparna terdapat 40 posyandu tahun 2017.

STIKes Respati sebagai satu-satunya sekolah tinggi ilmu kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi terhadap permasalahan terkait dengan kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi salah satunya dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu upaya nyata STIKes Respati adalah dengan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendampingan Kader Posyandu sebagai upaya peningkatan status gizi untuk dapat membantu terwujudnya kesehatan masyarakat secara umum dan perbaikan status gizi secara khususnya.

Tujuan  kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan peran kader posyandu dalam menjalankan tugas kadernya baik di hari pelaksanaan maupun di luar hari pelaksanaan.

Downloads

Published

2019-05-08

Issue

Section

Articles