GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013

Authors

  • Erwina Sumartini, S.ST

DOI:

https://doi.org/10.48186/bidkes.v5i2.37

Keywords:

BBLR, usia, paritas, gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, penyakit saat hamil

Abstract

Menurut data Puskesmas kejadian BBLR pada tahun 2012 berjumlah 74 Bayi dan tahun 2013 berjumlah 58 bayi. BBLR juga menjadi penyebab tertinggi dari kematian bayi di Puskesmas Singaparna, pada tahun 2013 kematian bayi akibat BBLR sebanyak 7 bayi (33,33%) dan pada tahun 2013 sebanyak 2 bayi (14,28%).Secara umum faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR diantaranya : 1) faktor ibu yaitu penyakit yang diderita ibu, komplikasi kehamilan, umur ibu, paritas, jarak kehamilan, riwayat BBLR, gizi ibu selama hamil, sosial ekonomi dan pengawasan antenatal yang kurang. 2) faktor janin yaitu : kelainan kromosom, infeksi janin kronik, disautosomia familia, radiasi, kehamilan ganda/kembar dan aplasia pancreas.

 Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Populasi penelitain adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi baru lahir dengan BBLR sebanyak 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat.

 Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan usia 20-30 tahun (70.42%) dan paritas multipara (53.52%)sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan status gizi baik (tidak KEK 84.51%) sebagian besar dilahirkan oleh ibu yang tidak mempunyai komplikasi kehamilan (59.15%) dan tidak mempunyai penyakit saat hamil (90.14%) dan tidak mengalami hamil kembar (90.14%).

 Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa usia 20-30 tahun dan paritas multipara merupakan penyebab terbanyak kasus BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Saran bagi pihak Puskesmas adalah melakukan upaya untuk memotivasi setiap pasangan usia subur untuk mengatur jarak kehamilan di usia reproduksi dan lebih meningkatkan kualitas asuhan antenatal kepada seluruh ibu hamil dengan atau tanpa risiko kehamilan dengan menekankan asupan nutrisi pada ibu hamil dan mendeteksi sesegera mungkin setiap komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, serta melakukan penanganan intensif terhadap penyakit yang diderita ibu saat hamil. 

Downloads

Published

2014-08-14

Similar Articles

1-10 of 169

You may also start an advanced similarity search for this article.